Sabtu, 09 Maret 2013

Karya Pembaca Pesisir "Mandat" Oleh Fajar, SP, M.Si


“Sebelum ada mandat dari kepala personalia, seluruh karyawam harus pada posisi semula. Dan tidak diperkenankan bertukar tempat!”

Demikian ultimatum yang disampaikan Pak Sutrisno selaku Vice President di tempat kami beraktivitas. Seluruh karyawan dan karyawati tercengang. Bak Halilintar di siang terang. Pasang mata menatap lurus pada lelaki berwajah oval dengan jambang keabuan dan lensa bening di depan pelupuk matanya. Binar mata beliau tajam menghunjam sanubari masing-masing hadirin. Pernyataan ini sekaligus menjadi teguran dan peraturan lisan bagi seluruh pekerja.  Pernyataan yang mengandung ancaman dan sangsi kepada yang melanggarnya.
Wajar saja beliau berespon demikian. Hal ini disebabkan kesemrautan yang terjadi dalam lingkup pekerja selama satu tahun terakhir. Awalnya, pemindahan karyawan didasarkan pertimbangan skill dan kemampuan manajerial.  Tentunya, proses ini tidak serta merta terjadi alias simsalabim. Melainkan melalui proses yang tidak cukup dalam waktu sekejap.  Jalur pemindahan karyawan melalui promosi. Secara berjenjang, promosi ini bisa berlangsung satu atau dua tahun sekali.  Skill, kemampuan manajerial dan komitmen, ketekunan dan masa serta prestasi kerja adalah pondasi awal penilaian tersebut.
Mekanisme ini sudah dilakoni seluruh direksi. Mulai dari tenaga kasar di pergudangan, pembantu umum di bagian logistic, maintenance, magang di bidang produksi, staff, karyawan, kepala hingga direksi. Semuanya berasal dari landasan awal.  Mereka tak segan-segan diturunkan ketika target-target yang diemban dipundaknya tidak terealisasi alias gagal dan perusahan mengalami kemuduran produksi. Bahkan mereka dapat terancam Pemutusan Hubungan Kerja. 
Ada pula karyawan yang telah melebihi masa kerja diberikan pesangon untuk hari tua. Tak ada penambahan pekerja baru dan  direksi mengambil langkah mengoptimal-kan kinerja karyawan. Dengan melakukan penambahan shiff di beberapa bidang. Tanpa mengganggu aktivitas di tempat semula. Misalnya; Pak Sabri yang diperbantukan di bidang maintenance meskipun keseharian beliau bertugas di bagian marketing. Demikian juga Herawati, staff logistic juga menjalankan fungsi pergudangan. Kebijakan seperti ini merupakan inisiatif dari direksi yang memberikan ruang melalui kepala personalia untuk memetakan karyawan dan karyawati pada posisi yang membutuhkan.  Mereka yang mendapat promosi ini memperoleh tunjangan atas kerja keras dan komitmen yang diemban.  Namun bukan urusan mudah dalam menjalankan kedua bidang tersebut.  Herawati mesti pulang lebih lambat di banding karyawan lainnya.  Sehingga waktu luang untuk suami dan ketiga buah hatinya berkurang.  Intensitas melayani keluarga kecilnya tersita pula.
“Mohon maaf, jika saat bersama keluarga berkurang dikarenakan kerjaan tambahan yang menggantung di pundak Ummi!” ujar Herawati ketika bersantap malam bersama suami dalam bangunan mungil jerih payah keduanya.
Sultan, lelaki berkumis menggelar senyum lebar, “Jaga kesehatan, professional dalam aktivitas dan komitmen serta kejujuran adalah pondasi keberhasilan” ujar Sultan mengingatkan. Kalimat yang sering terngingang dibenaknya. 
Benar! Kejujuran dan profesionalisme adalah pondasi awal menuju keberhasilan. Petuah ini senantiasa didengung-dengungkan direksi pada setiap kesempatan pertemuan dengan karyawan. Tak henti-henti slogan ini diperdengarkan. Dengan harapan menumbuhkan semangat dan kerja keras yang menjadi motor penggerak mereka. Dan direksi pun tak pandang bulu ketika komitmen ini sengaja ditabrak karyawan. Pemindahan, pemutasian oknum ke level bawah dalam rangka pembinaan mental sekaligus menjadikan shock terapi dan teladan kepada para pekerja. 
Kejadian ini menimpa Rusdiana staff accounting.  Oknum ini berusaha mengambil keuntungan atas keringat yang dicucurkan beberapa karyawan.  Mudosnya dengan menyunat honorarium dan penghasilan beberapa teman yang berdampak kepada pengkayaan diri pribadi.  Peristiwa ini diendus sejak setahun silam. Beberapa pihak  merasa dirugikan akibat tindakan oknum dan sertamerta melaporkan kepada direksi.  Rusdiana juga diduga melakukan kecurangan atas laporan keuangan yang fiktif.  Aksinya terkuak setelah audit intern direksi.  Atas perbuatan ini, dia dimutasikan di bagian luar. Setelah kasus Rusdiana, kondisi perusahaan membaik.
Hingga dalam dua tahun ini. Dengan sertamerta beberapa karyawan dan karyawati yang telah mendapatkan tugas dan posisi berpindah ke divisi yang disenanginya.  Kepindahan mereka lantaran persoalan pribadi dengan crew, perselisihan oleh perbedaan paham, terjadi miskomunikasi hingga pengkotak-kotakan rekan kerja.  Peralihan beberapa staff ini berlangsung secara spontan.  Dengan dalih perbedaan yang ditimbulkan membuat semangat dan kinerja kerja berkurang, akhirnya peralihan kerja menjadi momok berkepanjangan. 
Disatu sisi kehadiran personal baru memberikan konstribusi besar terhadap perkembangan kegiatan.  Misalnya penambahan staff di bidang produksi sehingga pencapaian kerja bisa lebih cepat dan kualitas kerja membaik.  Capaian hasil kerja mengalami percepatan siqnifikan.  Kesempatan untuk membagi kegiatan menjadi terbuka lebar. Terlebih, jika kehadiran person baru mempunyai skill dan talenta yang cukup dan cakap dibidangnya. Ataupun mereka memiliki latar belakang dan tingkat kekompakan yang solid.
 Tetapi dipihak yang ditinggalkan, pengurangan person menimbulkan kecemburuaan sosial. Beban kerja meningkat disebabkan kekurangan person. Pencapaian hasil mengalami keterlambatan. Semestinya  rampung dalam hitungan hari, kini  progressnya melampaui  seminggu atau sebulan. Pendelegasian kegiatan dibebankan kepada satu atau dua orang staff yang mumpuni. Sementara staff lainnya hanya mengerjakan sesuai kapasitasnya. Sekiranya dalam satu teamwork suasana kerja masih kondusif, tanpa intrik-intrik intern, kondisi solid ini dapat menunjang aktivitas bekerja.  Sebaliknya, teamworks yang kekurangan person terjadi kesenjangan dan persaingan, sehingga dapat disimpulkan kolaps bidang yang kekurangan personal.
“Apa betul Rendy akan ditarik kembali?” Tanya Ardi kepada Tubagus selaku ketua teamwork pergudangan.
“Ah, yang benar?” Tubagus menyangsikan.  Sekotak material dipindahkan ke troli dihadapannya.
“Begitu yang saya dengar. Toh, Rendy dari Marketing sebelum dialihkan ke sini?” Ardi mendorong troli sembari mengikuti langkah Tubagus di sampingnya.
“Entahlah,” kata lelaki semampai tidak merespon.
“Tapi beberapa kali, saya melihat Rendy bergabung dengan rekan-rekan di marketing. Bahkan, dua hari lalu dia tak gabung dengan kita. Cek n Recek Rendy duduk manis dihadapan Pak Bondo sembari bercengkrama lepas,” Ardi masih memburu Tubagus.  Kalimat terakhir memberikan fakta pembenaran. “Kita lihat keputusannya!” seru Tubagus menanggapi.
Penentuan bertukar tempatnya karyawan ke posisi baru tak semudah membalikan tangan.  Bukan disebabkan kekerabatan, hubungan darah dan pendekatan dengan ketua teamwork tanpa memperhatikan rambu-rambu dan aturan berlaku. Bukan sekedar surat sakti, darimana pun asalnya. Melainkan adanya koordinasi dan komunikasi dari kedua belah pihak yang difasilitasi serta disetujui oleh direksi.  Baik yang menerima maupun yang melepaskan.  Adapun alasan berpindah tempat bukan disebabkan karena persoalan intern, persoalan pribadi atau kurangnya perhatian dan kesenjangan keadilan pemicu untuk hengkang dari posisinya.  Demikian pula   tindakan personal yang gentlment dalam menyikapi niatan berpindah tempat. Misalnya melakukan pendekatan-pen-dekatan persuasif, membicarakan keinginan dengan ketua teamwork hingga ke jenjang level atas. 
Langkah-langkah tersebut diperlukan mengingat masih terdapat kepentingan-kepentingan menyangkut kebutuhan pribadi person.  Misalnya, pemberian gaji dan tunjangan menjadi tanggungjawab bidang tempat dimana dia berada.  Kelengkapan dokumentasi kegiatan pelaporan tahun berjalan, absensi dan kehadiran di bidang bersangkutan. Meski keberadaan person (karyawan) di posisi ini adalah hasil pemindahan dari posisi semula. Pemindahan ini berdasar surat sakti dari direksi dan disetujui oleh kepala personalia.
Kemungkinan person dapat beralih ke bidang yang diminatinya, tanpa mengupayakan faktor-faktor di atas.  Karena menganggap, posisinya semula sebelum dipindahkan telah sesuai dengan mandat yang diterima.  Jika demikian, ketua teamwork mempunyai kewenangan menghapus identitasnya dan seluruh kebutuhan yang menjadi beban dan tanggung jawab di dalam teamwork ini. Maka ketika kebutuhan telah dihapus sementara di posisi baru tidak menutupi biaya operasional selama jangka waktu tertentu?
Untuk menyikapi kemelut ini diperlukan pemahaman terhadap arah dan kebijakan serta rambu-rambu sebelum menentukan perguliran tempat.  Ornament-ornamen ini tidak diciptakan untuk mempersulit dan mengusutkan birokrasi, melainkan memudahkan dan memuluskan langkah untuk beraktivitas di tempat baru.  Ketika seluruh ornament dilalui, tanpa rintasan dan hambatan yang menyandung, maka meringankan langkah menanpaki posisi baru. 
Welcome to new  position.
Be passion and carefull

Tidak ada komentar:

Posting Komentar