Judul Buku :
Gerimis di Arch Triomphe
Penulis :
Nunik Utami
Penyunting : Dila Maretihaqsari
Penerbit : PT
Bentang Belia Yogyakarta
Cetakan : Agustus
2013
Jumlah halaman : 248
halaman
Distibusi oleh : Mizan
Media Utama
Ketersediaan : Gramedia
Balikpapan
Harga : Rp. 47.000,-
Bienvenue en France atau
selamat datang di Paris. Merupakan judul pembuka novel yang bersetting di
negara cantik ini. Paris selain dikenal dengan pusat mode dunia, rupanya
Penulis memotret sudut lain yaitu pusat kuliner yang tidak semua orang tahu
tentang hal ini.
Penulis
memulai kisahnya pada bulan agustus, saat musin panas hampir berakhir. Cuaca
pukul sebelas siang mencapai suhu 30 derajat celsius. Bunga dan Odetta adalah tokoh yang diusung
penulis yang kelak menawarkan kecantikan Kota Menara Eiffel dalam kisah yang
dituturkan sebanyak delapan belas bab. Juga kehadiran Pascal dan Deral sebagai
tokoh pembantu.
Dikisahkan
Bunga berkeinginan mempelajari kulier di La
Curinaire sekolah ahli masakan terkenal di Paris membuatnya bertekat
melangkahkan kaki ke ibukota Paris, Prancis. Kekuatannya tumbuh dikarenakan kehadiran Darel. Darel Antonio chef terkenal berdarah Indonesia yang memiliki prestasi gemiliang
sehingga mengajaknya menjadi asisten chef di
La Curinaire. Juga karenakan Darel
menjadi konsultan dan bekerjasama dengan
ayahnya membuka bisnis kuliner.
Bunga tertarik dengan sosok Pascal, pemuda berhidung
mancung bertubuh menjulang yang berdiam bersebelahan apartemennya. Lelaki yang disangka Odetta dingin dan pendiam
ternyata tidak demikian. Perbincangan dengan pascal menepis anggapan tersebut.
Pascal mengenal beberapa chef terkenal yang dimiliki La Curinaire. Tersebutlah Chef Aldric pengasuh kuliner pad
stasiun TV terkenal. Pengetahuan tentang kuliner membuat Bunga makin tertarik.
Terakhir, Info dari Odetta bahwa pascal memiliki toko bunga La Mognolia menyebabkan ketertarikan
dirinya pada tetangganya.
Keberadaan Darel dan aktivitas Bunga di La Curinaire,
sehingga sosok Pascal berangsur menghilang. Perasaan Pascal tidak demikian, hingga
pascal menerangkan bahwa sebentuk
kenangan dirinya dengan sekolah masakan tertua ini. Sosok perempuan tambahatan
hatinya pernah mengenyam pendidikan di tempat itu. Namun belahan jiwanya telah
meningalkannya. Bunga merasa sedih.
Kencan Bunga dan Darel pada tempat tempat eksotik,
misalnya La Villa Lumiere (Resto
ternama dengan gemerlapan lampu) yang yang dikenal dengan The city of
light. Lokasi lainnya adalah the Arc de
Triomphe (pintu gerbang Kota Paris), menara Eiffel. Hingga ke Port
Des Arts (jembatan cinta).
Bagaimana hubungan darel dan Bunga? Lalu mengapa Bunga
menginginkan membuka Boulangerie (toko
bakery) di samping La Mognolia milik
pascal. Dan identitas siapa yang terukir dalam gembok cinta yang menggantung di
Port Des Arts (jembatan cinta)?
Novel setebal 248 halaman ini sarat dengan
istilah-istilah umum yang ditemukan dalam kuliner khas Prancis. Tak lupa
beberapa jenis resep dan cara mengolahn kudapan nikmat tersebut. Juga narasi
pada lokasi-lokasi eksotis tak luput dari pemaparannya. Seolah pembaca dibawa merasakan keindahan
kota indah ini. (Padahal pengakuan
penulis, bahwa dirinya belum pernah menginjakkan kaki ke kota Paris).
Kelebihan novel ini adalah setting cerita yang
menguatkan. Penceritaan menggunakan sudut pandang orang ketiga (Bunga). Alur yang tersaji sebanyak
delapan belas bab adalah alur maju dengan mengalir lancar. Cerita cukup
sederhana mudah dipahami oleh pembaca.
Sementara kekurangannya adalah konfik antara tokoh
tidak terlihat jelas. Konflik Bunga dan
Darel hanya sekedarnya. Novel ini mengusung empat orang tokoh pemeran (Odetta, Bunga, Pascal dan
Deral). Kesederhanaan penuturan dalam
novel ini dan memilih segmentasi remaja
sebagai kalangan pembacanya. Bravo…
Semoga peresensi mampu melahirkan karya sejenis dengan
setting yang berbeda, amin….
Baru baca ini. Terima kasih sudah meresensi dan memberi masukan :D
BalasHapus